Powered By Blogger

Minggu, 29 Mei 2011

 ISU PEMINDAHAN IBUKOTA JAKARTA

Mendengar nama ibukota suatu negara pasti yang terpikir di benak kita adalah suatu kota yang maju dan metropolitan yang bersih dan serba mewah. Namun apakah kita tetap berpikir hal yang sama setelah kita mendengar nama Kota Jakarta, tentu kita akan berpikiran bahwa kota Jakarta adalah kota yang panas, macet, dan kota yang berpenduduk terbanyak di Indonesia. Banyaknya masalah yang ada kota Jakarta membuat sebagian orang berpikiran bahwa Kota Jakarta sudah tidak layak lagi menjadi sebuah ibu kota Negara Indonesia. Ini dibuktikan dengan adanya isu dari petinggi negara yang mengatakan bahwa Ibukota Indonesia akan diganti di Pulau Kalimantan tepatnya di Kota Palangkaraya.
Isu ini bisa benar-benar terjadi mengingat Kota Jakarta sudah mempunyai banyak masalah, baik dari segi tata Kota maupun ekonominya. Masalah pertama adalah Pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali. Hal ini dikarenakan masyarakat dari luar kota jakarta khususnya dari desa tergiur untuk mengadu nasib dikota Jakarta tanpa memperdulikan kualitas atau kemampuan yang mendukung. Sebenarnya jika di telaah lebih dalam, bukan hanya masyarakat desa saja yang mengadu nasib di Ibukota, melainkan juga para pengusaha-pengusaha yang mendirikan suatu peerusahaan di Jakarta. Hal inilah yang membuat para pendatang tertarik untuk mengadu nasib di Jakarta.
Sebenarnya untuk meminimalisir hal ini, kita bisa meniru Negara adidaya seperti Amerika Serikat. Disana semua tata Kota diatur dengan baik. Walupun Washington adalah sebuah ibukota negara, namun tidak semuanya terpusatkan di kota tersebut. Washington dikhususkan hanya umtuk kepentingan politik. Sedangkan pusat-pusat lain seperti Entertaiment di pusatkan di Hollywood, bar, caffe, perjudian di pusatkan di Los anggels, dan untuk hasil pertanian ataupun ternak di pusatkan di Texas. Semuanya telah diatur dan dipikirkan dengan matang, agar sebuah Ibukota dari sebuah negara tidak terjadi tumpang tindih dan tidak terjadi ketidak seimbangan dalam suatu ibukota dari sebuah negara.
Meskipun banyak isu yang mengatakan bahwa Ibukota Indonesia akan di pindah di Makssar, tapi kemungkinan tersebut sangatlah kecil, karena tidak mungkin suatu ibukota dari sebuah negara memindahkan pusat-pusat kenegaraan dan kepemerintahannya hanya dalam hitungan bulan. Paling tidak jika hal ini dilaksanakan maka akan memakan waktu yang tidak sedikit. Selain itu untuk mempublikasikan atau mengenalkan ibukota yang baru dari sebuah negara juga membutuhkan waktu yang lama, dan juga akan memakan banyak biaya. Maka dari itu, isu-isu yang belum tentu kebenarannya ini menjadi pro-kontra di lingkup pemerintahan maupun di masyarakat.
Masalah yang tidak kalah besarnya di Jakarta adalah masalah kemacetan . Bagi warga Jakarta kemacetan adalah sudah menjadi makanan setiap hari. Kemacetan di Jakarta disebabkan karena semakin banyaknya orang yang memilih kendaraan pribadi daripada fasilitas angkutan umum. Akibatnya, jalan yang idealnya dalam 1 km seharusnya bisa di tempuh sekitar 20menit,kini bisa hampir satu jam, bahkan lebih. Sebenarnya untuk masalah kemacetan pemerintah sudah jungkir balik berusaha sekeras mungkin salah satunya dengan dibentuknya Bus Trans Jakarta yang mempunyai jalan dan rute terpisah dari kendaraan peribadi. Ini diharapkan agaar para pengguna kendaraan pribadi bisa beralih ke angkutan umum.
Namun pembentukan Jalur Bus Trans Jakarta yang memotong sedikit jalan raya malah membuat jalan raya terkesan sempit,akibatnya banyak pengguna kendaraan pribadi yang masuk kedalam rute Bus Trans Jakarta. Jika bicara solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Jakarta maka rasanya akan menemukan titik buntu. Bagaimana tidak pada jamanya Suytiyoso sampai Fauzi Bowo (saat ini) masih juga belum bisa menuntskan kemacetan di Jakarta.
Sebenarnnya solusi untuk masalah tersebut sangatlah sederhana. Jika Kendaraan umum seperti kereta,bus,dan angkutan massal lainya dari segi fasilitas dan keamanannya bisa dirubah pasti para pengendara pribadi bisa beralih ke angkutan massal. Saat ini fasilitas dan keamanan angkutan massal masih jauh dari kata aman dan nyaman,maka dari itu jika ingin para pengendara kendaraan pribadi ingin berpindah ke angkutan massal pemerintahpun juga harus merubah semua sistem angkutan massal yang ada di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar